Memang Sesat! Polisi Temukan Pusaka, Jimat, Kondom di Rumah Ketua Aliran Hakekok

PADEGLANG  – Sepertinya memang sesat, Ketua aliran Hakekok Balatasutak ternyata menyimpan sejumlah barang seperti jimat, pusaka, kitab dan kondom.

Hal itu semua ditemukan Polres Pandeglang, Banten saat menggeledah rumah pimpinan aliran Hakekok karena kedapatan heboh bugil mandi di rawa dengan 16 anggotanya.

“Berdasarkan hasil olah TKP yang ada di kediaman yang bersangkutan, kami mengumpulkan beberapa barang bukti, seperti kitab, kemudian pusaka, jimat, serta alat kontrasepsi,” kata Kapolres Pandeglang AKBP Hamam Wahyudi di Kejari Pandeglang, Jumat 12 Maret 2021.

Berdasarkan keterangan sementara yang dihimpun polisi, jimat hingga pusaka yang dimiliki oleh A digunakan sebagai wibawa dan mempengaruhi anggotanya agar menuruti semua kemauannya.

“Sebagai pegangan yang bersangkutan, digunakan dia sebagai ketua, punya kemampuan lebih, sehingga bisa mempengaruhi pengikutnya,” terangnya.

Menurut Kapolres, saat ini pimpinan berbagai instansi di Kabupaten Pandeglang, sepakat menyadarkan 16 anggota Hakekok Balatasutak untuk kembali pada Islam yang benar.

Proses bersuci mereka dengan telanjang bulat di sebuah kolam tidak dibenarkan dalam ajaran agama. Seluruh anggota aliran itu nanti akan dibimbing oleh tokoh agama di Kabupaten Pandeglang.

“Setelah ada putusan fatwa dari MUI Pandeglang, kita akan melakukan pembinaan kepada mereka. Setelah hasil pembinaan, kemudian akan kita kembalikan jika mereka sudah kembali ke jalan yang benar,” jelasnya.

Sebelumnya masyarakat Desa Karang Bolong, Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Banten, digemparkan dengan 16 anggota aliran Hakekok Balatasutak yang melakukan mandi bersama di sebuah kolam rawa pada Kamis, 11 Maret 2021. Masyarakat yang melihat kemudian melapor ke polisi dan diamankan ke Polres Pandeglang.

Seluruh anggotanya kini masih berada di kantor polisi. Ternyata pada 2009 lalu, aliran Hakekok Balatasutak juga membuat heboh masyarakat Kabupaten Pandeglang, Banten. Aliran Hakekok memiliki padepokan di Desa Sekon, Kecamatan Cimanuk.

Sebab padepokan tersebut sudah berdiri sekitar lima tahun. Santrinya rata-rata berasal dari Jawa Barat, DKI Jakarta dan Banten. Kala itu, anggota aliran Hakekok kerap menggauli santrinya dengan janji akan diberikan ilmu kesaktian.

Warga yang kesal lantas membakar padepokan Hakekok Balatasutak tersebut. S yang masih menjadi pimpinan aliran tersebut kemudian dibawa ke Polres Pandeglang.

Sang pimpinan kala itu mengklaim sedang melakukan kawin gaib, dan melaksanakan ibadah bareng bersama para santri wanitanya.(*/red)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *