Manado, identitasnews.id – Gubernur Sulut, Olly Dondokambey berharap dalam waktu dekat seluruh anak-anak sekolah dan guru sudah divaksin sehingga proses belajar mengajar tatap muka dapat dimulai meski dalam tahap pembatasan.
“Jika semua telah divaksin maka kita evaluasi kembali untuk pelaksanaan tatap muka sekolah,”
Hal ini ditandaskan Gubernur, Olly yang didampingi Wakil Gubernur, Steven OE Kandouw saat mencanangkan vaksinasi untuk anak usia 12 – 17 tahun yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Daerah Provinsi Sulut, bertempat di Aula SMAS Eben Haezer Manado, Senin (5/7/2021).
Gubernur menghimbau seluruh warga sulut agar di vaksin walaupun ada yang sudah dua kali vaksin tapi masih terpapar covid – 19 tapi orang yang sudah divaksin lebih kuat.
“Meskipun ada yang sudah dua kali vaksin tapi masih terpapar covid – 19 tapi harus yakin bahwa orang yang sudah divaksin lebih kuat dibandingkan orang yang belum divaksin apabila terpapar virus,” tutur Olly.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Darerah Sulut, dr. Grace Punuh melaporkan, pencanangan vaksinasi diikuti serentak 15 kabupaten kota di Sulut dan 10 Kepala daerah melalui virtual.
Menurut Punuh, target vaksinasi untuk tingkat SMU, SMK, MA, SLB sebanyak 200 ribu siswa.
“Target tersebut diluar Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP),” ujarnya.
Gubernur selanjutnya melakukan video confrence dengan walikota dan bupati se – sulut.
Hadir pada acara pencanangan tersebut, Ketua TP-PKK Sulut Ibu. Rita Dondokambey-Tamuntuan, Sekretaris TP-PKK Sulut dr. Devi Kandouw-Tanos, Wali Kota Manado Andre Angouw, Wakil Wali Kota Manado Richard Sualang, Ketua TP PKK Kota Manado Irene Pinontoan, Sekretaris TP PKK Mery Mawardi, Sekot Manado Mickler Lakat, Kadis Kesehatan, Debie Kalalo, Kepala Sekolah se-Sulut serta Kepala Daerah Kabupaten/kota secara virtual.
Sedangkan Kepala Dinas Kesehatan Sulut, dr. Debby Kalalo, menyampaikan hal penting yang harus diperhatikan dalam pemberian vaksinasi bagi anak usia 12-17 tahun.
Pertama, pelaksanaan vaksinasi dapat dilakukan difasilitas pelayanan kesehatan atau di sekolah/madrasah/pesantren, berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kanwil Kemenag setempat, untuk mempermudah pendataan dan monitoring pelaksanaan.
Kedua, mekanisme screening, pelaksanaan, dan observasi sama seperti vaksinasi usia 18 tahun.
Ketiga, peserta vaksinasi harus membawa Kartu Keluarga (KK) atau dokumen lainnya yang mencantumkan NIK Anak.
Keempat, pencatatan dalam aplikasi PCare vaksinasi dimasukkan dalam kelompok remaja.
“Hal penting lain yang harus menjadi perhatian petugas adalah vaksinasi bagi anak usia 12-17 tahun menggunakan vaksin jenis Sinovac, dengan dosis 0,5 ml sebanyak dua kali pemberian dalam jarak atau interval minimal 28 hari,” ungkapnya.
Diharapkannya, dukungan dan peran aktif seluruh elemen masyarakat, untuk menyukseskan vaksinasi Covid-19 bagi anak usia 12-17 ini. Pasalnya, data terbaru menunjukkan bahwa kecenderungan penularan Covid-19 pada anak belakangan semakin mengkhawatirkan.
Dilanjutkan Kalalo, hingga 29 Juni 2021 petangpukul 18.00 WIB, tercatat lebih dari 2 juta orang di Indonesia terkonfirmasi Covid-19, di mana 10,6 persen atau 200.000-an di antaranya merupakan kasus aktif. Dari jumlah tersebut, hampir 260.000 kasus terkonfirmasi merupakan anak usia 0-18 tahun, di mana lebih dari 108.000 kasus berada pada rentang usia 12-17 tahun.
“Tercatat pula, lebih dari 600 anak usia 0-18 tahun meninggal, 197 orang di antaranya berumur 12-17 tahun dengan angka Case Fatality Rate (CFR) pada kelompok usia tersebut adalah 0,18 persen,” bebernya.
Selain dimulainya vaksinasi untuk anak usia 12-17 tahun yang pencanangannya dilakukan hari ini, mulai bulan Juli 2021 pemerintah juga memberi suntikan vaksinasi tahap 3 bagi kelompok rentan dan masyarakat umum lainnya.(mvr)