KPKB PP KGPM Kecam Pelarangan Ibadah Natal HKBP Betlehem di Bogor

MANADO, idenfitasnews.id – Sikap Intolen kembali lagi terjadi di negeri ini. Larangan menjalankan keyakinan dan kepercayaan dipertontonkan oleh sekelompok orang yang melarang jemaat HKBP Betlehem (Pos Pamingguan) Batu Gede Cilebut Barat Kabupaten Bogor untuk melaksanakan ibadah menyambut Natal beberapa hari lalu.

Pelak saja hal ini menimbulkan reaksi sebagai bentuk protes dan kutukan atas perlakuan sekelompok orang yang tidak bertanggung-jawab itu.
Komisi Pria Kaum Bapak (KPKB) Pucuk Pimpinan (PP) Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM) melalui Ketua Pnt Stefen J Supit SH, menegaskan bahwa pihaknya mengecam tindakan sekelompok orang yang menghalangi umat Kristiani dalam menjalankan keyakinannya, terlebih saat ibadah menyambut Natal Yesus Kristus.

” Ini merupakan tindakan intoleran yang dilakukan oleh orang-orang yang sama sekali tak paham tentang kebebasan menjalankan keyakinan dan agamanya masing-masing seperti yang tertuang dalam UUD 1945 Pasal 29. Bahwa tindakan ini sama sekali tidak menghargai bahkan melecehkan umat Kristen di negeri ini, dan ini sama sekali tidak sejalan dengan maksud serta tujuan toleransi negeri ini yakni saling menghormati dan menghargai perbedaan agama dan keyakinan masing-masing ,” tutur Supit, Selasa (27/13/2022).

Supit juga mengecam tindakan Camat dan Kepala Desa setempat yang mengeluarkan surat yang diduga sepihak, sehingga memberi ruang bagi sekelompok orang untuk melakukan tindakan yang sangat tidak patut yang kemudian mencederai nilai-nilai keberagaman agama di negeri ini.

” Oknum Camat dan Kepala Desa setempat harus diberikan sanksi tegas atas apa yang dilakukan sehingga menimbulkan provokasi serta kebencian yang pada akhirnya melakukan pelarangan jemaat HKBP Betlehem Batu Gede untuk menjalankan ibadah serta keyakinannya.
Dan lagi apapun alasannya, tidak dibenarkan dan melanggar banyak norma serta hukum, gangguan dan pembubaran pada kegiatan ibadah dan ritual agama apapun,” paparnya.

Harusnya, kata Supit, sebagai pemerintah bertindak lebih arif dan bijaksana serta berupaya melindungi hak-hak dan kebebasan masyarakatnya dalam menjalankan agama dan keyakinannya, namun ini sebaliknya justru menunjukkan sikap kebodohan dan ketidakpahamannya tentang kerukunan antar umat beragama di negara ini.

” Saya berharap kedepan tidak ada lagi tindakan-tindakan yang bodoh seperti ini, apalagi mengatasnamakan agama. Pemerintah bersama tokoh agama dan tokoh masyarakat harus menjadi penyejuk ditengah keberagaman suku, agama dan ras di negeri ini yang harus diakui bahwa keberagaman ini menjadi alat pemersatu bangsa. Tidak sedikit negara didunia yang ingin belajar tentang cara negeri ini mengatasi perbedaan agama. Harusnya kita bangga dengan kekayaan ini, sebab sejarah mencatat negeri ini hadir dan besar oleh karena berbagai perbedaan termasuk perbedaan agama.

” Negeri ini adalah bangsa yang sangat menghargai perbedaan. Bahkan negara di dunia pun segan dan mau belajar tentang cara kita mengatasi perbedaan. Jelas ini sebuah kebanggaan yang sangat hebat yang harus di jaga dan dipelihara. Karena itu pemerintah jangan pernah berhenti melakukan sosialisasi tentang pentingnya saling hormat dan menghargai perbedaan. Jangan sampai upaya dari segelintir orang yang menghendaki negeri ini hancur benar-benar terjadi, hanya karena keyakinan yang berbeda, jelas ini harga yang sangat mahal yang bakal ditangung negeri ini,” pungkas Supit, sambil menambahkan walaupun tindakan intoleran terjadi berulang-ulang pada umat Kristen apalagi meningkat eskalasinya setiap menjelang Natal bahkan pada hari suci Natal sekalipun, namun kami selalu berharap dan berdoa, tahun depan tidak akan terjadi lagi hal-hal buruk seperti ini. (rom)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *