(Small Note From Efraim Lengkong)
FENOMENA bulan juli-agustus melukiskan kesibukan para anak anak muda yang baru saja lulus dibangku sekolah lanjutan atas, sibuk mencari untuk dapat diterima masuk diperguruan tinggi (Universitas) sesuai dengan cita-cita dan harapan mereka masing-masing.
Disisi lain ada ketakutan dari orang tua mereka jangan sampai anak-anak salah jurusan “HIMASALJU ?* (Himpunan Mahasiswa Salah Jurusan) keraguan para orangtua itu beralasan.
Fenomena salah jurusan diera sekarang sangat jelas… Seorang dokter menjadi kadis Pendidikan, seorang guru menjadi kepala dinas perhubungan, sarjana perikanan menjadi kadis PU dan lain sebagainya.
IjasahTeknik Kimia, sekarang jadi CEO bank.
Ijasah Computer Engineering, jadi HR Director, dan ada pula lulusan Kedokteran Umum yang jadi dosen dan konsultan management. Kemampuan mempelajari hal-hal yang baru penting (the most important thing will be your agility).
Saya pernah membaca kisah seorang dokter umum yang melamar untuk bekerja sebagai Telco Troubleshooting engineer di Jepang.
Saat diwawancarai ,” Why dokter mau mendaftar sebagai Telecom engineer?”
Dan dia menjawab ,”Saya sudah belajar untuk troubleshoot tubuh manusia, kalau saya dikasih buku petunjuknya Mobile Switching Center, saya akan pelajari dan saya akan troubleshoot your MSC!”
Kuliah apapun, jurusannya, diuniversitas manapun, tidak akan ada yang bisa membekali anda dengan kemampuan yang membuat anda “siap kerja!”.(ready for use)
Apabila anda diterima diperusahaan nanti, anda masih harus di training lagi agar anda siap melakukan pekerjaan anda!
Makanya yang penting adalah “agility”, kemampuan anda mempelajari hal hal baru (seberapa cepat anda mampu absorb pengetahuan baru dan menerapkannya).
Disitulah “system” itu akan interract dan interlink dengan yang lain.
Terserah apapun sistemnya.
Bisa banking system, supply chain , manufacturing atau apapun. Tetapi in the end of the day this is what you will do, mempelajari2 sebuah “system” dan menganalisa bagaimana “system” itu akan interract dan interlink dengan yang lain!.
Bagi orang tua dijaman dulu (jadoel)tidak akan mengerti itu, dan mereka akan berkomentar seperti ini…..
Ngapain sekolah hukum ke bank?
kasihan amat , kuliah 5 tahun gak dipake ilmunya? bukannya jadi “hakim” atau lawyear kok kerjanya bisa kesasar.
Orang-orang yang bermental begitu masih terjebak dalam paradigma lama, dan masih berfikiran dulu, padahal kita sekarang sudah masuk dijaman Industrial 4.0. Untuk itu jangan takut dengan “Jurusan” yang akan membuat anda terpaku seumur hidup , masih banyak kemungkinan anda akan bekerja di bidang lain,yang (seolah-olah ) tidak ada hubungannya dengan jurusan anda. (*)