TOMPASO, identitasnews.id – Pertikaian antara warga Desa Totolan dan Tolok Raya, yang menyebab meninggalnya dua warga Desa Tolok Raya beberapa waktu lalu, masih menyimpan duka yang amat dalam bagi masyarakat.
Dan hal itupun berdampak pada anak didik atau siswa yang kini bersekolah di SMA Negeri 1 Tompaso. Ketakutan dan kecemasan adalah suatu hal yang wajar, sehingga butuh upaya agar konflik tersebut tidak menyebar.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Tompaso Jendry Paendong S.Pd.
Dikatakan Paendong pihaknya berencana akan merumahkan atau belajar daring para murid atau siswa asal Desa Tolok Raya dan Totolan, sepanjang situasi belum dikatakan aman.
“Kami selaku pihak sekaloh tentunya akan membicarakan hal ini dengan para orang tua siswa. Dan jika hal ini bisa diterima maka kemungkinan untuk merumahkan atau belajar daring para siswa akan kami lakukan,” terang Paendong, Jumat (07/07/2023).
Dikatakan Paendong, hal ini tempuh mengingat Senin – Jumat depan akan digelar kegiatan MPLS bagi siswa baru. Upaya merumahkan atau menjalani belajar daring di rumah bagi siswa atau murid asal desa Totolan dan Tolok Raya, bukan hanya siswa baru namun juga siswa kelas 11 dan 12 yang sudah dinyatakan naik kelas.
“Kami kira ini tindakan pencegahan dan antisipasi saja. Sebab bagaimanapun dalam pengamatan kami, peristiwa pertikaian waktu lalu akan juga berdampak pada anak didik/siswa. Apalagi ada penutupan jalan dari dan menuju desa Totolan. Praktis para siswa harus memutar jalan untuk datang ke sekolah, bahkan untuk mengikuti pra MPLS selama dua hari ini para siswa diantar langsung oleh orang tua mereka. Namun semua itu akan diputuskan ketika ada pembicaraan antara orang tua siswa di kedua desa tersebut bersama guru,” papar Paendong.
(rom)