TONDANO, identitasnews.id – Musim panen cengkeh telah tiba, namun harga cengkeh dipasaran justru tak membuat petani cengkeh bergembira, dikarenakan harga cengkeh dipasaran nyatanya jadi penyebab. Padahal musim panen baru mulai dirasakan, namun harga emas coklat ini perlahan- lahan turun.
Situasi ini pun langsung di tanggapi oleh Anggota DPRD Minahasa Fraksi Partai Golkar Stvri J F Tenda. Menurut Tenda, pemerintah harus segera melakukan upaya agar harga cengkeh kembali menggembirakan.
” Padahal pekan lalu harga cengkeh masih berada di kisaran Rp 120.000/kg, namun pekan ini perlahan turun hingga di kisaran Rp 90.000/kg. Jelas situasi ini memukul nasib petani cengkeh. Karena itu harus ada upaya dari pemerintah untuk membalikkan situasi ini agar petani kembali tersenyum dan bersemangat lagi menghadapi musim panen ini,” ujar Tenda.
Lanjut Tenda, jika harga cengkeh akan terus mengalami penurunan, maka ini akan makin berimbas pada banyak hal terutama bagi petani, dan ini akan makin meluas pada persoalan lainnya, seperti upah para pemetik menurun, dan bisa saja petani enggan meneruskan panen dikarenakan ongkos atau oprasional pemetikan mahal, dengan kata lain harga cengkeh tak lagi seimbang atau tak mampu mengimbanginya.
” Sekali lagi, situasi ini hanya bisa di atasi oleh pemerintah. Petani tentu berharap banyak pada upaya pemerintah untuk kemudian bisa menstabilkan harga seperti sebelumnya,” tutur Tenda.
Disisi lain, kata Tenda, ada juga manfaat yang bisa diambil dari turunnya harga emas coklat ini. Dimana masyarakat akan berhitung agar pengeluaran menghadapi pengucapan syukur bisa ditekan. Artinya masyarakat tetap merayakan pengucapan syukur ini dengan tetap mengedepankan pola hidup sederhana.
” Memang ada hikmah yang bisa dipetik dari situasi ini. Pengucapan syukur tetap dirayakan asalkan sesederhana mungkin. Sebab yang paling penting adalah bagaimana kita mau bersyukur kepada Tuhan atas berkat yang diberikan baik kesehatan, hasil pertanian, dan lainnya ,” tukas Tenda. (rom)