Manado, identitasnews.id – Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado Dedie Tooy PhD MSi mengatakan, terjadi kenaikan signifikan terhadap kondisi pangan Manado sesuai Indeks Ketahanan Pangan (IKP) Kota.
Menurutnya, IKP 2022 lalu dikisaran 75,55 dan melonjak menjadi 85,33 di 2023, sehingga kenaikan drastis ini terhadap kondisi pangan hingga ketahanannya di Manado di 3 tahun terakhir belakangan ini telah terjaga baik.
“Berdasarkan IKP 2023 Manado masuk kategori tahan. Ini secara nasional,” kata Tooy beberapa hari lalu.
Dijelaskan terkait nilai IKP, terendah pertama kurang dari 28,84. Kedua 28,84-41,44, ketiga 41,44-51,29, keempat 51,29-61,13, kelima 61,13-70,64 dan keenam di atas 70,64.
Sehingga, Kota Manado sendiri dengan angka 85,33 sudah masuk kategori lebih tahan, di kurun waktu 2020-2023. Termasuk lebih baik dari Kota Malang, Ambon, Jambi, Palembang, Jogja dan lainnya. Hanya dibawah satu tingkat nilainya dengan Jakarta Utara.
Sementara itu, di segi kerentanan pangan, Kota Manado sudah di posisi sangat tahan yang diukur secara nasional dengan warna hijau seperti yang telah ditentukan dalam Peta IKP Kabupaten dan Kota 2023. (lihat peta IKP, red).
Terkait IKP itu, Tooy menjelaskan, terdapat sejumlah nilai yang turut mempengaruhi, yakni ketersediaan pangan, keterjangkauan dan pemanfaatan pangan itu sendiri.
“Pastinya, untuk kerentanan pangan, Manado sangat tahan, ketahanan pangan Manado juga relatif terjaga baik,” sebutnya.
Sementara itu, dukungan lain tak hanya ketersediaan pangan saja, tapi persentasi Stunting, listrik, penduduk miskin, usia sekolah dan lain sebagainya masuk di indikator dengan bobot nilai-nilai di atas.
Menurutnya, secara ketersediaan pangan Kota Manado tercukupi berdasarkan sektor sumber perikanan, kelapa juga rempah. Di sisi pasokan Manado didukung dari luar kota, terutama untuk komoditas beras, daging, dan sayuran.
“Apa lagi dari sisi aksesibilitas subsidi untuk beberapa tahun terakhir terhadap operasi pasar telah berlaku baik untuk menjaga harga tetap stabil, hasilnya lumayan. Meski, perlu diperhatikan soal banyak juga yang beralih ke makanan olahan dan instan, sehingga perlu didorong konsumsi pangan lokal termasuk kesadaran konsumsi pangan bergizi,” jelasnya.
Tak pelak, dianjurkannya pula, bagi anak-anak muda, sekolah dan anak kampus, agar memperhatikan nilai gizi makanannya. Atau, memiliki Support gizi mengandung protein, mineral serta vitamin dalam bentuk suplemen, lebih bagus lagi sayur dan buah alami agar setiap anak-anak tersebut bakal semakin hebat nantinya.
Selain itu, munculnya pasokan bahan pangan di Kota Manado sangat dipengaruhi oleh penghasil pangan sekitar Kota Manado juga.
Adanya dorongan lewat program “mari jo bakobong” perlu ditingkatkan terutama memaksimalkan lahan pekarangan dan lahan-lahan tidur. Sejauh ini, dijelaskan, upaya TP-PKK Manado baik dari kecamatan dan kelurahan juga Dinas Pertanian, Pangan dan institusi terkait menggalakannya sudah bagus. Berkat dukungan dari pemerintah itu bagi masyarakat.
“Upaya skala mikro pangan olahan kini terus terbuka, dimana, Fakultas Pertanian Unsrat melakukan Kerjasama dengan Umi Usaha Mikro juga dengan PIP, Pegadaian dan pemakian teknologi semakin mantao penggunaan atau Smart Greenhouse nyata pula mendukung,” ujarnya.
Meski diakuinya, perlu kolaborasi kuat di bidang penerapan teknologi pertanian di lahan-lahan kecil, pekarangan dan sekitarnya dengan dunia usaha dan akademisi serta innovator terkait.
Dijelaskan juga, secara keseluruhan pangan relatif stabil, antisipasi terhadap fluktuasi ekonomi terkait pasokan pangan dari luar kota manado telah dilakukan.
kemudian, peningkatan akses dan teknologi inovasi sudah ada dan perlu terus ditingkatkan. Ditambah, sinergisme antar kota dengan provinsi dan pusat yang sudah dilaksanakan jadi penting ditingkatkan karena semakin berkurangnya tenaga di bidang pertanian.
Terkait sinergitas, disampaikan dekan adalah penting karena pertanian perlu terus subsidi di hulu dan hilir termasuk alat mesin pertanian bagi pra panen dan pasca panen, sudah sangat dibutuhkan baik di tingkat hulu sampai hilir.
Adanya kolaborasi pemerintah, masyarakat dan dunia usaha dan industri serta akademisi, peneliti dan kalangan terpelajar perlu terus digalakkan.
Tambahnya, berdasarkan IKP itu juga telah dinilai menjanjikan bagi Provinsi Sulut, dimana di kategori memuaskan karena mampu terjaga baik yang juga naik signifikan dari 2022.
“Terjadi kenaikan bagi Provinsi Sulut dari peringkat tahan 74,30 di 2022 menjadi sangat tahan dengan nilai 77,32 di tahun 2023,” tutupnya. (achel)