Hal ini diungkapkan oleh juru bicara tim gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Kepulauan Talaud, dr. Kerry Monangin yang dihubungi, Sabtu (25/4).
“Berita tentang sudah ada yang positif sebenarnya itu harus diklarifikasi. Maksud positif adalah hasil rapid test, bukan hasil laboratorium. Yang memastikan dia positif Covid-19 adalah hasil dari laboratorium dari apus tenggorokan, dan itu kita masih menunggu, karena baru dikirim tadi dengan menggunakan KM. Barcelona 2, yang nantinya akan dijemput oleh Dinkes Provinsi. Rencana besok akan dilakukan pengambilan swab dan serum hari ke 2,” ujar Monangin.
Menurutnya, pria berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG) tersebut memiliki riwayat perjalanan dari Jakarta. Ia terbang dengan menggunakan pesawat Batik Air pada tanggal 16 April 2020 lalu. Keesokan harinya, ia berangkat dari Manado menggunakan KM Barcelona 2 dan tiba di Talaud pada 18 April 2020 lalu.
Disebutkan, ia telah menjalani sebanyak dua kali rapid test. Pertama pada 14 April, hasil rapid nonreaktif. Hal itu berdasarkan surat yang diberikan oleh RS Bhayangkara Sukabumi. Tanggal 24 April dilakukan rapid test hari kesepuluh, dan hasilnya reaktif.
Sebelumnya pada 8 April lalu, ia juga sempat menjalani pemeriksaan foto thorax hasilnya adalah ia menderita bronkopneumonia; infeksi yang menyebabkan peradangan paru-paru yang terjadi baik area alveoli (kantung udara), maupun bronki (saluran udara yang memastikan udara masuk dengan baik dari trakea ke alveolus).
Monangin mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan langkah antisipasi dengan melakukan pemeriksaan untuk kontak erat serumah sebanyak 3 orang dengan hasil nonreaktif.
“Tracking kontak juga sementara kami lakukan. Sampai saat ini sudah 15 orang yang masuk dalam kontak erat. Kemungkinan kontak erat masih akan bertambah. Besok akan dilakukan pemeriksaan rapid test untuk 11 kontak erat,” ujarnya.
Dia mengimbau masyarakat untuk tidak panik, tetapi tetap meningkatkan kewaspadaan dengan mengikuti anjuran protokol kesehatan yang disampaikan pemerintah.
Dia juga meminta agar setiap orang yang berstatus OTG, ODP dan PDP agar tidak didiskreditkan atau dikucilkan. Sebaliknya harus didukung agar mereka terdorong untuk lebih cepat sembuh.
“Saat ini OTG tersebut dalam keadaan sehat. Kami mengharapkan kepada masyarakat, terutama kepada tim gugus tugas kecamatan dan desa agar mengedukasi masyarakat agar mereka ini jangan didiskreditkan atau dikucilkan. Tapi bagaimana kita mensuport supaya dia bisa sehat terus,” harap Monangin. (Donal Lule)