Astaga, Penulis Berita Hoax Belum UKW Utama, PWI Minta Pemkot Manado Somasi Media Meja Hijau.com

MANADO, identitasnews.id- Beberapa hari lalu beredar informasi dan berita yang ditulis media online Meja Hijau. Com, dimana memberitakan Manado termasuk salah satu kota terkotor di Indonesia tahun 2022. Belakangan berita tersebut diketahui hoax, dan sudah dibantah Pemkot Manado karena tidak disertai dengan data yang valid serta narasumber dimana hanya berdasarkan opini penulis.

Terkait hal tersebut Ketua PWI Sulut Vocke Lontaan saat diminta tanggapan soal beredarnya berita hoax tersebut mengatakan, hal paling utama wartawan jika membuat berita harus sesuai dengan kaidah-kaidah jurnalistik dan mengacu pada kode etik jurnalistik, yang mana wartawan itu tidak boleh membuat berita yang keluar dari aturan kode etik jurnalistik.

“Nah kalau keluar atau sudah melenceng dari aturan kode etik jurnalistik berarti oknum tersebut bisa dipertanyakan, apalagi kalau tidak ada narasumber atau hanya beropini ataupun sumbernya tidak jelas itu sudah dikategorikan sebagai berita hoax,” terang Lontaan.

Lanjut kata Lontaan, hal itu bisa jadi delik biasa dan bisa disomasi, artinya setiap wartawan harus memahami betul-betul kode etik jurnalistik dan itu adalah acuan dari seorang wartawan baik media online, media cetak, televisi, radio dan lainnya.

“Kalau menulis itu sumbernya tidak ada otomatis sudah menyalahi kode etik jurnalistik dan sudah masuk ranah delik pers. Kalau ada komplein tentu kami dari PWI Sulut akan memanggil yang bersangkutan kalau ada komplein dari sumber yang merasa dirugikan dari pemberitaan tersebut,” jelas Lontaan saat dihubungi media, Rabu (15/03).

Terpisah, Sekretaris PWI Sulut Merson Simbolon ikut memberi respon. Bahkan secara tegas Simbolon menyebut oknum wartawan VL alias Maemosa, selaku penanggung jawab media Meja Hijau. Com, belum berkompeten karena belum mengikuti Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Utama. Media nya juga tidak terdfar di Dewan Pers.

“Beliau itu sudah beberapa kali kami ingatkan dalam hal menulis berita, tapi masih juga tidak ada perubahan. Dia hanya bilang selalu itu stylenya dalam menulis berita. Jadi sebagai pembelajaran baiknya di somasi dulu aja, supaya ada waktu untuk menjelaskan kepada yang bersangkutan, jadi ada waktu ketemu supaya kita bisa memberikan keterangan masing-masing bisa mengerti tugasnya masing-masing, jadi jangan suka-suka aja,” imbuh Simbolon.

Soal pernyataan PWI yang menyarankan dilakukan Somasi, Pemkot Manado belum memberikan kepastian akan mengambil langkah tersebut.

Steven Rondonuwu, selaku Staf Khusus Walikota Bidang Media saat dikonfirmasi mengatakan belum akan melakukan hal tersebut. “Belum akan Somasi nanti dipikir pak Wali dan Wawali anti kritik lagi,” tegas Steven.

Yang pasti tegasnya, apa yang disajikan melalui pemberitaan media tersebut semuanya tidak benar alias hoax, karena tidak didasari data dengan narasumber yang jelas. “Setelah dikaji dan dipelajari berita tersebut hanya berdasarkan opini pribadi dari si pembuat berita, penghargaan itu memang ada tapi pada tahun 2019 belum era pemerintahan Andrei Angouw dan Richard Sualang,” ucap Steven, wartawan senior yang juga Ketua Aliansi Pers Manado (APM).




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *