Manado, identitasnews.id – Manado yang pernah mendapat predikat sebagai kota paling toleran secara nasional bukan berarti tidak ada masalah dalam keberagaman namun selalu langsung diselesaikan sampai tuntas.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kaban Kesbangpol) Manado, Meiske Conny Lantu, SE pada acara Dialog Kerukunan dengan Tema: “Peran Tokoh-Tokoh Agama dalam merawat Kerukunan Umat Beragama di kota Manado”, bertempat di Aula Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Manado, Rabu (19/1/2022).
“Sebagai kota yang paling toleran, bukan berarti tidak ada persoalan di Manado namun setiap masalah langsung disikapi oleh semua elemen lintas agama untuk mencari solusi dan di tuntaskan,” ungkap Kaban Kesbangpol Manado, Meiske Conny Lantu.
Selain itu, untuk menjaga toleransi di daerah ini yaitu saling menghargai dan menghormati antar umat beragama, menjaga dan melestarikan kearifan lokal yang baik serta tiap tokoh agama harus memulai dari dirinya sendiri dan keluarganya sebelum menjadi penengah di masyarakat.
Sementara Kakan Kemenag Manado, Irwan Musa, SE, MSi mengatakan masyarakat di Sulawesi Utara (Sulut) sudah dikenal kerukunannya juga kota Manado dan Tomohon yang pernah menyandang predikat sebagai daerah paling toleran ditingkat nasional harus terus dipertahankan.
“Bapak ibu sebagai tokoh umat dan penyuluh agama merupakan ujung tombak dalam mempertahankan kerukunan di daerah ini”, ujarnya.
Ditambahkannya, semua tokoh umat dan penyuluh agama hendaknya menempatkan Kemenag sebagai rumah bersama dan selalu tampil sebagai penengah pada setiap ketegangan menyangkut kerukunan.
“Kerukunan bukan hanya di mulut saja tapi harus diwujudkan dalam kehidupan berbangsa dan bertanah air di daerah ini. Jangan mempertentangkan perbedaan namun jadikanlah perbedaan menjadi keelokan bagi kita semua”, tuturnya.
Sedangkan Ketua FKUB Kota Manado, Pdt Janny Lompoliu, STh menyatakan, kerukunan terus dijaga dengan melaksanakan dialog antar pimpinan umat beragama sekaligus menampung aspirasi untuk menjadi bahan pertimbangan di tingkat atas.
“Kerukunan di kota Manado merupakan harga mati karena setiap konflik yang timbul di masyarakat hanya akan merugikan semua pihak”, tegasnya.
Hadir pula Ketua BKSAUA dan Bamag Manado, Pdt Judi Tunari, Sth; Kasubag TU Kemenag Manado, Pdt Raymond Pieters, STh; Bimas Katolik Kota Manado, Drs Salvatore Ponomban, MPd dan para Tokoh Agama.(mvr)