Manado, identitasnews.id – Luar biasa apa yang dilakukan dua Pala perempuan di Kelurahan Titiwungen Utara yang diketahui bernama Chyntia Palit dan Peggy Walintukan, di saat sebagian warga Kuhun sempat melakukan penolakan terhadap jenazah bernama Helmy Koloay, untuk dimakamkan di kompleks pekuburan Kuhun, keduanya malah berinisiatif melakukan penggalian kubur, meski belakangan dilanjutkan aparat TNI.
Aksi kedua Pala ini kontan saja mengundang banyak respon dari warga, terutama para Pelayan Khusus di GMIM Bethesda Ranotana, dimana almarhum beraktifitas semasa hidup sebagai penatua kolom.
Sekretaris Badan Pekerja Majis Jemaat Bethesda Pnt Novie Lumowa menyebut, tindakan yang dilakukan kedua Pala itu membuktikan keduanya taat dan patuh pada instruksi pemerintah, yang menyatakan agar tidak menghalangi proses pemakaman jenazah yang diduga terkena covid.
“Ini patut diberi apresiasi kami harap pemerintah melihat kinerja keduanya, apalagi keduanya melakukan hal tersebut ditengah penolakan warga,” kata Lumowa.
Lain lagi dikatakan Sym Donald Toloh, dia mengatakan dua Pala itu layak disebut pahlawan kemanusiaan. “Tuhan memberkati kalian berdua,” tegas mantan anggota DPRD Minsel ini.
Sebelumnya, Senin (20/4) sekitar pukul 15.00 WITA, sejumlah warga Kuhun yang mendapat info ada jenazah pasien PDP yang hasil pertamanya terkonfirmasi negatif, akan dimakamkan di pekuburan Kuhun ramai ramai melakukan penolakan. Meski belakangan setelah dilakukan negosiasi bersama pemerintah dan petugas proses pemakaman berhasil dilakukan dengan protap pemakaman pasien covid 19.
Terpantau juga ibadah yang dipimpin Ketua BPMJ Bethesda Pdt Handrie Dengah, MTh, dilakukan via online dari gereja Bethesda, dengan ikut dihadiri sejumlah pendeta pelsus dan pekerja gereja Bethesda. (tim)