TONDANO, identitasnews.id – Dugaan bahwa ada permainan harga Cengkeh di tingkat pengumpul, ditanggapi oleh Anggota DPRD MInahasa Fraksi Partai Golkar Stvri J F Tenda.
Menurut Tenda, terus merosotnya harga komoditi unggulan masyarakat Sulut, harus segera disikapi oleh pemerintah agar harganya tidak terus merosot.
” Harus ada upaya dari pemerintah untuk melakukan intervensi terhadap harga yang terus merosot ini. Misalnya menekan para pengumpul agar tidak memainkan harga dipasaran. Sebab berbagai informasi yang berkembang harga dipasaran sengaja disetting sedemikian rupa oleh pengumpul, agar petani tidak menjual secara besar-besaran,” ujar Tenda.
Situasi ini jelas sangat merugikan petani, padahal sebelum panen raya tiba harga cengkeh dipatok Rp 125.000 -130.000, namun lambau laun harga terus merosot hingga di angkah Rp 80.000 saat ini. Artinya pemerintah memiliki kewajiban untuk menjaga harga cengkeh supaya stabil di angkah Rp 100.000 hingga Rp 120.000/Kg, dan angkah ini dinilai pantas dan masuk dalam logika.
Kalau harga masih Rp 80.000/kg, maka dipastikan petani bakal buntung bukannya untung. Pasalnya ongkos mulai dari pemeliharaan hingga panen, tak lagi sesuai dengan hasil yang dinikmati dengan harga saat ini. Belum lagi jika ada situasi yang membuat petani harus menanggung situasi yang tak menguntungkan, seperti cuaca yang terkadang hujan berganti panas, kemudian makin mahalnya mahalnya harga pemetik.
” Harusnya hal-hal inilah yang menjadi pertimbangan pemerintah, untuk kemudian melakukan langkah supaya petani merasa ada perlindungan dari pemerintah terkait harga yang kian tak membahagiakan ini,” tukasnya.
Dibagian akhir, Tenda kemudian meminta kepada petani agar bersabar menghadapi situasi ini, sebab pasti harga ini akan berubah.
” Saya sangat yakin situasinya akan segera berubah dan petani bisa tersenyum lagi dengan harga yang memuaskan. Makanya terus optimis dan bawa dalam doa, pasti pemerintah punya cara untuk mengatasi persoalan ini,” pungkas Tenda. (rom)