HUT ke-14 Tahun 26 February 2023 KPL Jemaat GMIM Karunia Sea I Wilayah Malalayang Timur

INDAHNYA CAHAYA MATAHARI SORE ‘SUNSET’

oleh efraim lengkong
Ketua KPL Jemaat Karunia /Wakil Ketua KPL Will Malati

 

MANADO, identitasnews.id – Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) dicanangkan pertama secara resmi oleh Presiden RI pada tanggal 29 Mei 1996 di Semarang. Penetapan tanggal diinisiati dari Dr. KRT Radjiman Widyodiningrat sebagaiĀ  tertua, pada Sidang Badan Penyelenggara Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tanggal 29 Mei 1945 yang dengan kearifannya mencetuskan gagasan perlunya dasar filosofis negara Indonesia.

Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia. Asas peningkatan kesejahteraan lanjut usia adalah keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kekeluargaan, keseimbangan, keserasian dan keselarasan dalam perikehidupan.

Umur lansia merupakan sebuah siklus hidup manusia yang pasti dialami setiap orang yang mencapai usia diatas 60 tahun

Kata lansia sering disinonimkan dengan kata ‘laskar tak berguna’ bahkan sering terbersit di benak orang lansia adalah seseorang yang tidak berdaya dan sakit sakitan dengan sejuta keluhan.

Padahal lansia sebenarnya dapat menjadi subyek dalam pembangunan kesehatan dan pendidikan.

Pengalaman hidup lansia, dapat berperan sebagai agen perubahan (agent of change) di lingkungan keluarga dan masyarakat sekitarnya dalam mewujudkan keluarga kuat sehat, bermatabat dan santun.

Mengapa lansia dibutuhkan dalam membangun disegala bidang ? Jawabnya karena lansia memiliki sejuta pengalaman. Dalam kesempatan ini saya ingin memberi contoh: Ada seorang guru konseling yang masih muda menangani beberapa masalah siswa.

Tapi saat dilapangan kerja, banyak hal dia hadapi/ditemukan yang tak sesuai dengan teori pelajaran waktu di bangku kuliah. Hal seperti ini yang membuat salah satu alasan mengapa instansi yang membuka lowongan pekerjaan itu mencari orang yang sudah berpengalaman.

‘Experiance is the best teacher’ artinya, dunia kerja mengandalkan orang yang berpengalaman, bukan orang yang bersertifikasi akademis tapi nol pengalaman.

Karena dengan pengalaman yang ia miliki, ia akan mampu mengambil sikap terhadap masalah yang tengah ia hadapi, tanpa merugikan pihak lain.

Manjakan anak cucu mu dengan pendidikan santun yang berwawasan dan ber etika beralaskan kasih sayang. Bukan dengan harta dan uang.
Karena ketika uang dijadikan tolak ukur segalanya dan pangkat jabatan menjadikan backingnya. Maka arogansi berujung sadisme yang di timbulkan oleh anak cucu kita. Semoga Tidak. (red)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *