KAWANGKOAN, identitasnews.id – Situasi keamanan dan ketertiban di Bendar Kawangkoan akhir-akhir ini tercederai oleh munculnya aksi tak terpuji dua kelompok anak-anak remaja masing-masing di Sendangan Raya dan Talikuran Barat.
Berbagai ketegangan selama ini terus diciptakan, akhirnya menganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.
Bahkan Kawangkoan yang dulu hingga beberapa bulan lalu Kawangkoan yang aman damai bagi siapa saja yang datang, berubah menjadi Kawangkoan yang katanya tidak aman lagi?.
Menurutnya situasi ini jelas tidak mengenakan, dampak yang ditimbulkan beragam dan banyak. Sebagai pusat kuliner, Kawangkoan bukan lagi menjadi pilihan utama para pelancong kuliner.
“Artinya suasana yang dulu aman damai dan sejuk berubah drastis oleh karena ketidak sigapan semua pihak, mulai dari pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat bahkan aparat keamanan. Kawangkoan bukan lagi Kota yang aman bagi siapa saja,” ujar Mendur.
Terakhir peristiwa yang kemudian menghebohkan yakni peristiwa serupa kembali terjadi anak-anak remaja yang masih butuh perhatian dan gembelangan orang tua kembali berulah hingga berujung pada pembakaran kendaraan roda dua, bahkan trangisnya lagi ada warga yang hendak menuju ke Modoinding yang mengaku berasal dari Kakas dihadang oleh sekelompok anak remaja diperbatasan Kawangkoan dan Kawangkoan Utara sambil memegang sajam. Sontak peristiwa itu viral diseantero nusantara melalui FB, ketika korban seorang ibu, anak dan suami mengeluhkan situasi keamanan Kawangkoan dan Kawangkoan Utara yang jelas tidak lagi aman.
“Khusus untuk kasus penghadangan tersebut kami yakin aparat akan tertindak adil, sebab hal itu merupakan persoalan pidana. Dan kepada keluarga mohon bersabar pasti polisi akan bertindak adil,” tegasnya.
Lantas, kata Mendur, sesungguhnya apa yang bisa dilakukan oleh pihak yang berwajib terkait persoalan demi persoalan keamanan yang muncul tersebut. Memang upaya sudah terus dilakukan hingga membawa mereka beribadah di rumah gereja, kemudian membuat pernyataan tidak lagi melakukan perbuatan yang sama. Namun upaya tersebut tak membuat efek jerah. Malah menjadi-jadi.
“Saya kira kepolisian harus bertindak lebih tegas lagi, jangan sampai sudah ada pertumpahan darah atau korban berjatuhan lagi, maka polisi baru bertindak,” pintanya.
Sementara itu salah satu tokoh masyarakat Kawangkoan Utara San Rondonuwu, meminta agar aparat kepolisian harus lebih bertindak tegas lagi.
“Selalu saja ada alasan karena keterbatasan personil, sehingga menutup sikap tegas penegak hukum untuk bertindak. Kalau memang harus dievaluasi kinerja mereka tidak masalah. Sebab yang dibutuhkan ada tindakan tegas sehingga berbuah pada pemulihan keamanan,” papar Rondonuwu.
Mendur dan Rondonuwu kemudian menawarkan berbagai solusi untuk mengatasi persoalan ini dengan mengumpulkan kembali para aktor pembuat onar, bersama dengan pemerintah kedua belah pihak, dihadiri tokoh agama dan tokoh masyarakat bersama orang tua yang difasilitasi oleh kepolisian, Pembuatan pos pengamanan lingkungan dan masih banyak lagi yang bisa diupayakan demi menciptakan Kawangkoan dan Kawangkoan Utara yang aman dan damai.
“Kami akan lakukan. Apapun untuk kedamaian Kawangkoan dan Kawangkoan Utara,” pungkas keduanya, Jumat (1/12/2023) (rom)