MELODI BULAN AGUSTUS

Catatan: Efraim Lengkong anggota JPM2 SULUT
(Ketua Bidang Hukum dan Advokasi)

“PULIH LEBIH CEPAT BANGKIT LEBIH KUAT”

Identitasnews.id – Di hari Jumat 17 Agustus 1945 (tahun Masehi) atau 17 Agustus 2605 (tahun Jepang) 77 tahun silam, di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta, Soekarno – Hatta resmi membacakan dan memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Rabu 17 Agustus 2022 bangsa Indonesia dapat membilang usia 77 tahun merdeka. Diera millenial ini, pemerintah melalui Kementerian Sekretaris Negara
mengeluarkan surat edaran tentang penyampaian tema, logo dan partisipasi dalam menyemarakkan peringatan HUT RI Ke 77 termasuk gerakan pembagian 10 (sepuluh) juta Bendera Merah Putih.

Menanggapi surat edaran tersebut, pada hari jumat (12/8/2022) Jejaring Panca Mandala Mapalus (JPM2) Provinsi Sulawesi Utara, yang merupakan jejaring  dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang bertanggung jawab kepada Presiden dan memiliki tugas membantu Presiden dalam merumuskan arah kebijakan pembinaan ideologi Pancasila, JPM2 Sulut dibawah pimpinan Dr Michael Barama SH, MH mengambil bagian dalam kegiatan bagi – bagi bendera merah putih di sejumlah ruas jalan Kota Manado.

Dalam kehanyutan eforia bulan Agustus 2022 yang penuh dengan semaraknya kegiatan/lomba/pawai untuk memperingati HUT RI ke 77 tahun, di usia yang semakin “renta”, ku coba me ‘remind’ kembali
nostalgia lama di bulan – bulan Agustus era 55 – tahun silam.

Tahun yang pernah menempaku dengan mata pelajaran wajib seperti “Pendidikan Moral Pancasila” (PMP) sebuah mata pelajaran wajib dan menjadi dasar pembentukan landasan ideologis dan moral rakyat Indonesia pada masa itu, juga pelajaran sejarah, budaya dan budi pekerti, sistim pendidikan yang keras kami tak jarang digilir satu persatu untuk membawakan hafalan 5 (lima sila) dari pancasila di depan kelas.

Hal ini yang membuat Pancasila terpatri dalam kalbu_ku, bahwa Pancasila adalah falsafa/idiologi negara, pemersatu bangsa Indonesia.

Dalam lintas kenangan bulan Agustus sekitar 55 tahun silam, di saat krisis sandang dan pangan melanda negeri ini, saya harus antre untuk dapat membeli “beras bulgur” dan kami anak-anak di ajarkan memakan “kue berdikari” yaitu cake yang dibuat dari ubi atau pisang diaduk dengan sari jagung.

Tepung terigu (cap kereta), mentega (margarine/palem_boom) pada saat itu merupakan bahan langka dan mahal. Kain bekas sarung terigu dibuat pakaian dalam dengan sebutan “underwear” cap “kereta”.

Masih segar dalam ingatanku “peristiwa G-30-S-PKI” suatu gerakan di tahun 1965 yang mencoba merubah idiologi Pancasila dengan faham sosialise/komunis.

Di celah-celah “suara” dan hasutan-rayu strategi promotif para “penjaja politik” menggema menjadi harmoni ketidakpastian siapa “kawan” dan siapa “lawan” di saat itu.

Pemahaman idiologi Pancasila yang ditanamankan sejak kecil “bertumbuh dan mengakar”. Itulah yang menjadi benteng pemuda dan remaja seangkatan kami.
Kami tidak terpengaruh dari faham-faham yang mencoba mencuci otak.

Di era itu kegiatan 17 Agustus di isi dengan lomba lari maraton/ estafet juga panjat pinang/paduan suara yang melatih kerja sama yang baik, lomba gerak jalan disiang hari dan lomba pawai obor dimalam hari tak ketinggalan lomba tari “maengket”.

Saat ini di bulan Agustus 2022 diisi dengan hiasan dan umbul-umbul.
Pagar dan gedung-gedung dicat merah bagaikan “kermisi”.
Mobil, sepeda motor dan rumah dipasang lampu “LED” kelap kelip, makanan, kue dan ice creem tersedia dipojok pojok jalan, Indomaret/Alfamidi/ toko kue Harvest/ Holand bakry.

Discount prise 60%, pay one take two (beli1dapat 2) dan lain sebagainya ditawarkan di Mall – mall tak ketinggalan jasa online marak di facebook.

Aku tertegun melihat kemajuan bangsa ku dan tanpa ku sadari segenap memori dibulan – bulan Agustus dalam “kisah dan peristiwa” lalu itu telah “bermetamorfosis” dalam harmoni kesempunaan
“Pulih Lebih Cepat Bangkit Lebih Kuat”

Tanpa ku sadar ku tlah bersenandung, lagu yang sering di nyanyikan “sekira” tahun 66 – 80- an dalam melodi indah:

“Pancasila_kekasihku… penghibur_hatiku, siang malam aku rindu Pancasila_lah kekasih_ku.

Dalam kerinduan kenangan bulan Agustus tak terasa jarum jam menunjukan pukul 24.00 memasuki tanggal 18 Agustus 2022 tiba tiba terdengar dari jauh suara dari anak dan cucu-cucu ku ….. Happy birthday “grand_pa”67 th, Jesus bless you opa … sambil tersenyum hatiku berkata ” Thank’s You Lord Jesus for Your blessing on me” n my Nation …….

Terima kasih putriku, cucu-cucuku, sambil menitipkan salam pancasila:

“Jadikanlah Pancasila sebagai pedoman hidup mu dalam berbangsa dan bernegara”.

#Dirgahayu RI ke 77, 17 Agustus 2022 damai negeriku jayalah bangsaku.




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *