TOMPASO, identitasnews.id – Pasar Tompaso yang berkedudukan di Desa Pinaesaan Kecamatan Tompaso Barat sudah sangat memperihatinkan. Pasar yang beroperasi setiap hari Rabu dan Jumat tiap pekan, bukan hanya memprihatinkan namun juga membahayakan para pedagang dan pembeli. Pasalnya, atap (seng) sudah sangat rapuh, demikian juga lata serta totara sebagai penyanggah atap, jelas terlihat mulai rapuh, bahkan sudah terlepas sehingga sewaktu-waktu bisa ambruk.
Sejumlah masyarakat pun berharap adanya perbaikan secepatnya dari Dinas Perdagangan Kabupaten Minahasa. Sebab pasar Tompaso merupakan salah satu urat nadi perekonomian di kabupaten Minahasa khususnya di dua kecamatan masing-masing Tompaso dan Tompaso Barat. Pasar ini umumnya dimanfaatkan oleh masyarakat di dua kecamatan ini untuk berdagang maupun memasarkan hasil pertanian, mengingat Tompaso dan Tompaso Barat memiliki potensi pertanian yang sangat besar.
” Butuh perhatian dan penanganan yang cepat dari dinas terkait. Mengingat pasar ini sangat strategis kemanfaatannya, baik bagi pedagang maupun pembeli. Apapun alasannya pasar ini harus tetap ada dan tetap beroperasi,” Jefry warga Desa Pinabetengan Utara dan Jhony warga Desa Pinaesaan.
Keduanya juga menambahkan selama ini pasar Tompaso terkesan jalan ditempat alias kurangnya pedagang dan pembeli yang datang bertransaksi di pasar ini diakibatkan pasar Kawangkoan dan pasar Langowan juga dibuka di hari Rabu dan Jumat yang merupakan jadwal operasi pasar Tompaso, alhasil pedagang dan pembeli lebih memilih pasar Kawangkoan dan Langowan.
” Artinya harus ada itikad baik terutama dari Dinas Perdagangan untuk kembali mengatur ulang jadwal operasi pasar Kawangkoan dan Langowan. Dimana khusus hari Rabu dan Jumat tetap menjadi jadwal pasar Tompaso beroperasi. Sementara pasar Kawangkoan dan Langowan di hari Rabu dan Jumat tidak beroperasi , ” harap keduanya.
Camat Tompaso Barat Stefri Pandey ST MAP, saat ditemui mengatakan tanah pasar Tompaso merupakan tanah hibah yang diupayakan secara mandiri lewat swadaya murni masyarakat melalui panitia pengadaan tanah pasar Tompaso pada waktu itu yang diketahui Bpk. Jorry Langi sebagai mantan Camat Tompaso. Seiring dengan waktu nyatanya pasar Tompaso tak berjalan sebagaimana yang diharapkan dengan berbagai masalah yang ada. Dan kini sarana yang ada sudah sangat memperihatinkan, karenanya butuh perhatian dari dinas terkait.
” Tanah ini merupakan hasil swadaya murni masyarakat Tompaso yang ditangani panitia pengadaan tanah pasar Tompaso dan telah dihibahkan kepada Pemerintah kabupaten Minahasa pada masa Pj. Bupati Drs. Royke Mewoh, DEA. Kondisi pasar ini tidak berjalan maksimal karena sarananya sangat memperihatinkan dan juga membahayakan pedagang serta pembeli,” tutur Pandey, Selasa (14/5/2024).
Kedepan Pandey juga berharap agar operasional pasar Tompaso di maksimalkan, dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya pasar ini beroperasi meski hanya di hari Rabu dan Jumat, dan kalaupun bisa harus ada penambahan sarana, kemudian adanya penataan yang lebih baik agar pasar ini terlihat rapi dan representatif.
” Khusus hari Rabu dan Jumat pasar Kawangkoan dan Langowan harus ditutup dan biarkan pasar Tompaso menjalankan operasinya, agar mampu mendongkrak pendapatan asli daerah dari sektor ini.
Kadis Perdagangan Kabupaten Minahasa Dano Warouw, saat dimintai tanggapan soal ini, mengatakan APBD Tahun 2024, dinas Perdagangan tidak mendapat anggaran terutama untuk perbaikan pasar-pasar di Minahasa.
” Jangankan untuk perbaikan dan penataan pasar-pasar, anggaran operasional dinas pun dikurangi,” tuturnya.
Namun kata Warouw, pihaknya akan berupaya agar ada anggaran perbaikan meski kecil untuk pasar-pasar di Minahasa yang di tata dalam APBD Perubahan Tahun 2024, termasuk pasar Tompaso.
” Kami akan upayakan ada anggaran perbaikan di APBD Perubahan 2024. Mohon doanya, semoga keinginan kami selak penanggung-jawab, dan masyarakat selaku pengguna pasar, bisa terobati ,” pungkas Warouw. (rom)