Menyangkut Pertumbuhan Ekonomi, Wagub: PT GI Sabotase Ekspor Perikanan Sulut

Manado, identitasnews.id – Wakil Gubernur Sulut, Steven OE Kandouw sesalkan penghentian secara sepihak penerbangan direct call eksport produk kelautan perikanan sulut oleh PT Garuda Indonesia (GI).

Hal ini diungkapkan Wagub Steven usai membuka sekaligus menyampaikan materi pada acara Overview Perekonomian Sulut 2021 dan Prospek tahun 2022, bertempat di Aula Wale Tondano, Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulut, Rabu ( 29/12/2021).

“Kelanjutan direct call tergantung PT GI, kita sudah memulai dan berjalan dengan baik tapi tiba-tiba mereka (PT GI, red) secara sepihak menghentikan jalur penerbangan tersebut, tulis saja Garuda sabotase ekspor sulut”, tandas Wagub Steven.

Menurut Wagub Steven, direct call tetap Pemerintah Provinsi (Pemprov) lanjutkan, Asisten II sudah menanda tangani Memorandum of Understanding (MoU), sudah ada dana subsidi, artinya target 15 ton sekali penerbangan , bila hanya 14 ton maka 1 ton yang di subsidi ongkos angkutnya, untung sampai sekarang belum dipakai karena setap pengiriman diatas 15 ton.

“Mudah-mudahan PT Garuda Airlines cepat sadar supaya pengiriman cargo oleh eksportir tetap berjalan. Dan saya usul ke gubernur supaya meringankan dana subsidi maka setiap penerbangan tambah juga dengan penumpang”, jelas Wagub Steven.

Jalur penerbangan direct call eksport produk kelautan perikanan sulut dari Manado – Jepang dan Manado – Singapura.

Menyangkut pertumbuhan ekonomi Sulut, menurut Wagub Steven, state point dari statemen-statemen dan kebijakan-kebijakan tahun lalu, sampai triwulan ketiga dipertahankan pertumbuhan ekonomi Sulut 4,4 sedangkan nasional 3,2.

“Berarti hal yang baik, statemen-statemen kita di tahun 2021 ini harus kita pertahankan di tahun 2022 supaya optimis tren kenaikan ini akan terjaga, saya optimis dengan integritas kita semua dibantu teman-teman Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) termasuk Perwakilan BI Sulut, pak Arbonas tahun depan jika Tuhan berkenan kenaikan akan melebihi 4,4, sudah luar biasa sekali 4,6 sampai 4,7, dengan sektor andalan tetap pertanian dan industry pengolahan”, tutur Wagub Steven.

Menyangkut dana 6 triliun yang tersedia untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR) menurut Wagub Steven, belum optimal disebabkan lemahnya akses ke situ atau belum mulus karena perlu pendampingan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dan Pemerintah Kota (Pemkot) yang harus jadi leader.

“Bupati dan Walikota harus betul-betul membantu para pemohon KUR dengan menciptakan satu tim yang boleh membantu saudara2 kita Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mendapat kategori layak untuk mendapat kucuran dana KUR”, harap Wagub Steven.

Lanjut Wagub Steven, harus disadari bahwa KUR bukan dana hibah, jadi ada syarat perbankan seperti program kerjanya, kridibilitasnya, kalau anda sudah hutang kredit card atau kredit motor tidak bakalan mendapat dana KUR.

“Pemerintah daerah melalui Kadis Koperasi dan UMKM harus membantu UMKM memiliki kemampuan literasi keuangan termasuk menyusun laporan keuangan”, urai Wagub Steven.

Acara ini di moderator oleh Kepala Bappeda Sulut, Jenny Karouw dan hadir sebagai pemateri yaitu Arbonas Hutabat, Kepala Perwakilan BI Sulut, Arbonas Hutabat; Kepala BPJS Sulut, Asim Saputra; Kadis dan UMKM Sulut, Pakar Ekonomi, DR Vecky Maainambo dan Dosen Unima, DR Robert Winerungan dan undangan.(mvr)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *