Dua Tokoh Pentolan 212 Ditolak Masuk Manado, Ormas Adat Kepung Bandara

MANADO – Bandara Sam Ratulangi Manado,didemo ratusan warga yang mengatasnamakan ormas adat. Mereka menolak kehadiran Habib Muhammad Bahar Bin Ali Bin Smith dan Habib Muhammad Bin Abdurrahman Al-Athos di Manado dalam rangka acara Tablig Akbar, kemarin.
Sejak siang hari sekira pukul 11.00 Wita, ratusan anggota ormas mulai menduduki Bandara Sam Ratulangi Manado.
Pantauan di lokasi, orang-orang dari ormas adat Manado ini juga melakukan razia terhadap setiap kendaraan yang hendak keluar dari bandara. “Kami menolak kehadiran penceramah yang berpaham radikal. Kami ingin Sulawesi Utara damai,” ujar Frangky Boseke, salah satu petinggi ormas adat.
Kehadiran Habib Bahar bin Smith terkait pelaksanaan tabligh akbar di Manado, Saat dua sosok yang dianggap tokoh gerakan 212 dikabarkan tiba di Bandara Sam Ratulangi Manado, Senin (15/10), massa ormas adat Minahasa menyambutnya dengan demo penolakan. Massa tidak ingin Sulawesi Utara disusupi gerakan radikalisme. Masa menghendaki Sulawesi Utara tetap damai dan toleran.
Ratusan personil Polda Sulut dan Polresta Manado dikerahkan untuk menjaga ketat Bandara Sam Ratulangi Manado
Para aktivis menganggap dua tokoh ini intoleran dan anti-NKRI. Dengan suara lantang, para anak muda dari ormas adat ini meminta agar kedua pentolan gerakan 212 itu pergi dari Tanah Toar Lumimuut. “Kami tidak ingin Sulut dikotori dengan paham radikalisme,” ujar para pendemo.
Steven Tumbuan, koordinator aksi, menyatakan pihaknya menolak dua tokoh itu karena mereka merupakan sosok yang intoleran. “Mereka tokoh-tokoh anti-NKRI,” kata dia.
Dikatakan Steven, ada sembilan ormas yang bergabung dalam aksi. Sebut dia, pihaknya dalam aksi lebih mengedepankan kedamaian.
Sementara itu, hingga tadi malam massa dari ormas adat terus berdatangan ke bandara untuk melakukan aksi penolakan. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, aparat kepolisian langsung mengambil tindakan menutup akses masuk ke bandara mulai dari Rumah Sakit AURI.
Tidak ada kendaraan roda dua maupun roda empat yang masuk ke Bandara Sam Ratulangi Manado. “Kita tutup dulu jalannya supaya tidak ada massa yang bertambah,” ujar Kapolresta Manado Kombes Pol FX Surya Kumara.
Selain itu, Lima unit mobil Brimob Polda Sulut ikut dikerahkan untuk berjaga ketat di pintu masuk Bandara Sam Ratulangi Manado,
Mobil-mobil rantis dan water cannon itu disiagakan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya hal-hal negatif terkait demo penolakan massa terhadap kedatangan dua tokoh gerakan 212 ke Manado.
Sementara itu sebelum berita ini diturunkan sempat terjadi aksi anarkis dari kelompok massa . Dimana Massa ormas adat dan petugas kepolisian yang berjaga di pintu keluar Bandara Sam Ratulangi mulai terlibat bentrok. Para pendemo bahkan sempat melempari petugas dengan kayu.
Namun aksi lempar tersebut tak berlangsung lama karena bisa dihentikan oleh para panglima dari ormas adat. Massa bahkan sempat memeriksa kendaraan yang keluar dari Bandara Sam Ratulangi Manado
Meski begitu anggota kepolisian tetap menjaga aksi penolakan tersebut. (achel)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *