SULUT, identitasnews.id – “Target Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara akan menurunkan angka stunting jadi 0 persen Pada 2024.”
Hal ini disampaikan Sekdaprov Sulut, Steve Kepel, dalam laporan yang disampaikan via Daring kepada Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Muhadjir Effendy, dengan agenda Percepatan Penurunan Stunting dan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem di Kabupaten/Kota Provinsi Sulut, bertempat di aula Mapalus Kantor Gubernur Sulut, Jumat (17/03/2023).
Menurut Sekdaprov Kepel, untuk mencapai target yang direncanakan, telah digagas sejumlah strategi dan alokasi dana yang nilainya cukup fantastis.
“Pemprov Sulut menargetkan penurunan angka stunting dari 14 persen menjadi 0 persen di tahun 2024, dengan alokasi dana sebesar Rp17,2 miliar,” tandas Kepel.
Lanjutnya, sejumlah program percepatan juga direncanakan yang mencakup tata kelola hingga perencanaan dan penganggaran perlu diperkuat.
“Jangkauan kampanye dan komunikasi perubahan perilaku terhadap pola asuh anak dan balita serta pemberdayaan masyarakat perlu diperluas,” jelas Kepel.
Selain itu, pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi yang berkualitas pada remaja putri, pasangan usia subur, ibu hamil, ibu menyusui, keluarga beresiko dan bayi stunting perlu diintensifkan.
Selanjutnya, menyangkut pengukuran, pemantauan dan evaluasi secara periodik terhadap intervensi spesifik dan sensitif yang tepat sasaran.
“Kerja sama dengan lembaga, badan usaha, serta non pemerintah untuk percepatan penurunan stunting perlu dioptimalkan,” tuturnya.
Dirinci berbagai sarana yang diunggulkan untuk penanganan stunting yaitu, 2.287 posyandu, 198 Puskesmas, 54 rumah sakit, 605 ahli gizi, 2.778 bidan dan 522 tim pendamping keluarga.
Sejumlah dana mendukung kegiatan meliputi alokasi DAK non fisik, DAK bantuan operasional keluarga berencana (BOKB) se Sulut tahun 2022 sebesar 24,5 miliar; pada 2023 sebesar 54,9 miliar. Dari alokasi APBD 2022 sebesar 12,6 miliar dan tahun 2023 sebesar 12,9 miliar.
Ditambahkannya, untuk menurunkan stunting, Pemprov Sulut membentuk tim Satgas, mengukuhkan bapak asuh anak stunting (BAAS) kepada Komandan Korem 131/Santiago. Kemudian, mengukuhkan bunda pendidikan anak usia dini (PAUD) kepada Ir Rita Maya Dondokambey Tamuntuan, mengukuhkan duta generasi berencana (Genre) kepada remaja berprestasi, mengampanyekan gerakan bersama stop perkawinan anak, mengedukasi masyarakat melalui dapur sehat atasi stunting (Dashat) tentang pemenuhan gizi seimbang dan pola asuk anak dalam keluarga.
“Ada 15 strategi yang dirancang untuk mencapai target penurunan stunting, mulai mendampingi calon pengantin, keluarga berisiko, ibu hamil dan pasca persalinan serta balita stunting di desa, melakukan surveilans stunting dan pengukuran balita secara periodik di tingkat desa, juga sosialisasi pemberian ASI eksklusif hingga audit kasus stunting,” tandasnya.(mvr)