Caption foto: Bupati Elly Lasut
TALAUD, identitasnews.id – Aktivitas masyarakat pada sektor-sektor publik baik bidang pemerintahan, pendidikan, sosial, agama, dan ekonomi, menurut Bupati Kepulauan Talaud, dr. Elly Engelbert Lasut, ME akan kembali ke situasi normal. Namun, aktivitas tersebut tidak sebebas seperti sebelum wabah Virus Corana, tetapi dengan melakukan protokol kesehatan pencegahan penyebaran Virus Corona secara disiplin.
“Sesuai dengan perintah Presiden mengenai new normal bahwa semua orang tetap produktif tapi aman Covid-19. Maka akan dibuka kembali kesempatan untuk beraktifitas. Namun dengan cara pandang normal yang baru. Yakni menggunakan masker, cuci tangan, suhu badan di bawah 37,6 °C dan mengatur jarak adalah hal yang normal. Selain itu juga tidak boleh ada kerumunan orang di dalam ruangan tertutup dan juga harus ada yang tetap mengontrol masyarakat yang tidak tertib sesuai protokol pencegahan Covid-19,” ujar E2L.
Dikatakannya, kebiasaan hidup baru tersebut merupakan tanggung jawab moral bersama. Karena itu, tidak serampangan diterapkan. Pemerintah daerah telah melakukan langkah-langkah persiapan dan untuk penerapannya akan dilakukan secara bertahap, diawali dengan membukan kembali tempat-tempat ibadah.
“Buka esok boleh, bikin edaran esok boleh. Tetapi ini bukan soal sekedar emosi untuk membuka PSBB atau social distancing. Yang mengancam ini bukan makin hari makin turun. Yang mengancam ini justru makin lama makin naik. Perilaku virus ini jauh lebih berat. Sudah meningkat hampir enam ratus persen. Sehingga harus ada tanggung jawab bersama untuk menata bahwa kebijakan ini jangan sampai kemudian hanya emosi ingin membuka, tapi harus ada ketaatan,” tandasnya.
Terkait persiapan membuka kembali tempat ibadah, lanjut E2L, akan diawali sosialisasi oleh pimpinan masjid dan gereja kepada umatnya masing-masing selama kurang lebih satu atau dua minggu ke depan. Setelah itu pemerintah akan mengedarkan standar protokol kesehatan yang harus dilakukan.
“Kita akan edarkan point-point protokol kesehatan untuk ditempel di depan gereja dan wajib dilaksanakan. Tapi sebelum ini diturunkan ada baiknya pihak masjid dan gereja dulu yang lakukan sosialisasi. Kami menunggu saja, misalnya GPDI atau Gereja Kharismatik atau Sinode bilang sudah siap, kita akan buka secara bersama-sama,” pungkasnya.
Jika semua itu sudah siap, lanjut E2L, pemerintah akan membuka secara bersama dengan tanggung jawab moral. Namun dia menekankan, untuk masjid dan gereja yang belum siap melalukan protokol kesehatan untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 belum akan dibuka.
“Jika ada gereja yang belum siap tidak boleh. Kalau dia tidak bisa melaksanakan protokol Covid-19 sebaiknya jangan. Ini soal moralitas. Bukan soal sekedar dibuka, tapi juga upaya kita untuk memutus atau mencegah virus dari sisi protokol kesehatan. Sehingga kita pastikan ini bisa jalan,” tegasnya. (Donal Lule)